30 Juni, 2011

Coret-Coret

Jaman kini, kalau menulis, pencet-pencet. Kok kayaknya nggak seru ya? Kangen masa jaman dulu, tulis-tulis disertai dengan dekorasi mendadak terserah gambar apa saja, di margin kiri, kakan, atas, bawah, pojok sana, pojok sini. Tapi entah kenapa nama kegiatannya menulis. Apakah akan pantas kalau namanya menulis kalau sebenarnya kita pencet-pencet tombol surat.

Mari kita coba. Saya sedang memencet surat kepada sahabat saya…. Ew… kedengerannya aneh ya. Atau karena sekarang jamannya touch screen atau layar sentuh, kan beberapa ponsel untuk menulis itu cukup dengan sentuh-sentuh layar saja atau geser-geser jari saja…. Mari kita coba lagi. Saya sedang menyentuh surat kepada sahabat saya….. Ah… rasanya nggak pas juga. Kalau geser? Pastinya juga demikian, tidak pas.

Jadi dengan aneka cara untuk menulis kini, apa lagi ya yang hilang selain keasyikan corat-coret di kertas sebagai dekorasi nggak penting tambahan? Buat saya rasanya menulis dengan pena atau pensil tetap memberikan sensasi tersendiri. Apa karena alatnya cukup satu yang dipegang dengan perintah langsung dari otak kita? Beda banget kan dengan menulis di papan keyboard, jari jemari bertaburan di atas papan keyboard, memberikan sensasi menyebar, karena untuk menulis satu kalimat jari kita harus kemana-mana. Sementara jika pakai pena atau pensil, cukup genggam satu saja, apapun yang lewat di benak tinggal gores saja di atas kertas.

Hal lain yang tidak ada apa ya? Hooo…. kalau pakai pena dan kertas kebetulan tidak senang dengan apa yang ditulis, tinggal robek saja. Selain itu, jika bosan kapan saja kita mau, dengan segera kita bisa melipat kertas untuk menjadi origami, bahkan untuk nimpuk sesuatu, temen yang menyebalkan misalnya, atau meremas kertas karena kesal.

Selain itu menulis dengan kertas dan pena rasanya lebih cepat ketimbang harus menulis dengan ponsel atau pake acara menghidupkan laptop dulu. Cukup bawa pena kemana-mana, menulis di atas uang kertas saja cukup. Tapi belum pernah kok saya menulis di atas uang, meskipun kadang tergoda juga. Setidaknya, kemana-mana, di dalam tas saya selalu sediakan satu pena dan satu block note.

Ini ngapain ya nulis hal seperti ini? Iseng aja, diantara banyak hal yang lewat di kepala saya, jari saya kebetulan agak pegal, jadi saya sebar kemana-mana di atas keyboard, dan menuliskan ini. Udah dulu ya, mau ngopi. (H293)